Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haythar dan Waliyul ‘Ahli, H Muzakir Manaf menyerahkan cinderamata kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof Dr H Muhammad Syarifuddin SH MH |
AchehNetwork.com – Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al Haythar, bersama Waliyul Ahdi, H. Muzakir Manaf (Mualem), melakukan kunjungan kerja ke Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Dalam kunjungan ini, mereka didampingi oleh Ketua Mahkamah Syar’iyyah Aceh, Dr. Drs. H. Rafi’uddin, M.H., dan Sekretaris H. Hilman Lubis, S.H., M.H.
Kunjungan ini bertujuan untuk membahas penguatan peran Mahkamah Syar’iyyah Aceh serta Mahkamah Syar’iyyah di tingkat kabupaten dan kota se-Aceh.
Delegasi Aceh disambut oleh Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H., bersama pejabat Mahkamah Agung lainnya.
Diskusi dan Pembahasan
Selama hampir dua jam, pertemuan berlangsung dalam suasana akrab.
Wali Nanggroe menekankan pentingnya Mahkamah Syar’iyyah sebagai sistem peradilan syari’ah yang independen dan tidak memihak di Aceh, bagian dari sistem peradilan Republik Indonesia.
“Mahkamah Syar’iyyah memiliki kekhususan sejak 4 Maret 2003, sesuai amanah Undang-Undang No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, MoU Helsinki, dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh,” ujar Wali.
Harapan dan Tindakan Lanjutan
Wali Nanggroe berharap pemerintahan baru hasil Pilkada 2024 dapat memberikan perhatian lebih kepada Mahkamah Syar’iyyah.
“Lembaga ini harus terus diakui sebagai entitas yang memiliki kekhususan dan keistimewaan di Aceh. Mahkamah Syar’iyyah berfungsi untuk mengawal pelaksanaan syariat Islam demi kesejahteraan rakyat dan kepastian hukum,” tambahnya.
Waliyul Ahdi, Mualem, menegaskan bahwa Mahkamah Syar’iyyah adalah salah satu agenda penting yang akan terus dikawal.
“Kita akan menyatukan peradilan di Aceh di bawah Mahkamah Syar’iyyah Aceh dalam sistem yudikatif nasional dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik,” ujar Mualem.
Apresiasi dan Pengalaman
Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. H. Muhammad Syarifuddin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan delegasi Aceh.
Ia juga berbagi kesan dan pengalamannya selama bertugas di Aceh, baik di Banda Aceh maupun Aceh Tenggara.
Peserta Pertemuan
Pertemuan ini turut dihadiri oleh:
- Wakil Ketua Bidang Yudisial, Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H.
- Wakil Ketua Bidang Non Yudisial, Suharto, S.H., M.Hum.
- Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (Badilag), Drs. Muchlis, S.H., M.H.
- Kepala Biro Perencanaan Badan Urusan Administrasi, H. Sahwan, S.H., M.H.
- Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama Ditjen Badilag, Dr. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag.
Delegasi Aceh juga diikuti oleh Staf Khusus, Dr. M. Raviq, Ketua Mahkamah Syar’iyyah Banda Aceh, Dr. Hj. Sakwanah, S.Ag., S.H., M.H., Ketua Mahkamah Syar’iyyah Sabang, Yusnardi, S.H.I., M.H., dan Ketua Mahkamah Syar’iyyah Bireuen, M. Syauqi, M.H.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan kerjasama antara Mahkamah Agung dan Mahkamah Syar’iyyah di Aceh semakin kuat, serta mampu mengawal pelaksanaan syariat Islam dan memberikan kepastian hukum di Aceh.***