Gambar Ilustrasi |
AchehNetwork.com – Pesawat Lion Air dengan rute Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar menuju Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, mengalami penundaan selama lima jam.
Penundaan ini diduga disebabkan oleh gangguan teknis saat hendak berangkat.
Di antara penumpang yang terjebak dalam penundaan tersebut, Ada juga Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haytar, serta rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), dan Pengamat Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK), Rustam Effendi.
Detail Kejadian
Rustam Effendi menjelaskan bahwa pesawat seharusnya berangkat pukul 14.55 WIB.
Namun, keberangkatan baru bisa terlaksana pada pukul 20.30 WIB.
“Kami semua sudah dalam pesawat, awalnya suasana seperti biasa terlihat tidak ada masalah,” ujar Rustam.
Namun, tidak lama kemudian, dari balik kokpit terdengar pengumuman bahwa pesawat mengalami sedikit masalah teknis diikuti dengan masuknya teknisi ke dalam pesawat.
Ketegangan di Dalam Pesawat
“Pramugari sudah bolak-balik mencoba menenangkan penumpang yang mulai gelisah,” lanjut Rustam.
Suasana dalam pesawat semakin tidak karuan dan mulai terasa panas karena mesin pendingin yang tidak berfungsi maksimal.
Rustam kemudian mendekati pramugari untuk meminta kejelasan tentang pemberangkatan.
Karena tidak sabar, ia memutuskan untuk turun dari pesawat bersama Wali Nanggroe dan mengajak penumpang lain untuk turun juga.
Penggantian Pesawat
Setelah penumpang turun dari pesawat, pihak maskapai Lion Air mengumumkan bahwa penerbangan akan digantikan dengan pesawat lain yang didatangkan khusus dari Medan.
Pesawat pengganti tiba di SIM sekitar pukul 20.30 WIB, dan keberangkatan baru terlaksana pada pukul 22.35 WIB.
“Alhamdulillah sekitar pukul 22.35 WIB kami tiba dengan selamat di Medan,” ungkap Rustam.
Kompensasi dari Lion Air
Sebagai kompensasi atas keterlambatan tersebut, setiap penumpang menerima Rp300 ribu.
Selain itu, tiket keberangkatan tetap berlaku meskipun terlambat.
“Pihak Lion melayani kami dengan baik. Disediakan makanan dan minuman, ditambah dengan kompensasi uang Rp300 ribu per penumpang,” pungkas Rustam.
Dengan kejadian ini, diharapkan Lion Air dapat meningkatkan pelayanannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.***