Kaledonia Baru, Kepulauan Milik Prancis di Oseania yang Dihuni Banyak Keturunan Jawa/Foto: Pixabay |
AchehNetwork.com – Kaledonia Baru saat ini tengah menjadi sorotan dunia. Hal ini disebabkan oleh kerusuhan hebat yang telah terjadi selama sepekan, dimulai pada Senin (13/5).
Insiden ini menarik perhatian global dan menimbulkan berbagai dampak signifikan.
Kerusuhan Hebat di Kaledonia Baru
Menurut laporan Al Jazeera, kerusuhan di wilayah ini telah menewaskan enam orang (20/5).
Kerusuhan ini dipicu oleh rencana amandemen konstitusi Prancis yang mengizinkan warga yang telah tinggal di Kaledonia Baru selama 10 tahun untuk memberikan suara dalam pemilihan provinsi.
Rencana ini dianggap melemahkan perjanjian tahun 1998 yang membatasi hak pilih.
Sejumlah pemimpin lokal Kaledonia Baru, terutama dari suku Kanak, merasa khawatir dengan perubahan ini.
“Usulan pembukaan kembali badan pemilu tidak lebih dari kembalinya strategi kolonialisme pemukim,” ujar seorang senator Kanak pro-kemerdekaan, Robert Xowie, seperti dikutip dari Politico.
Prancis Kirim Pasukan untuk Mengamankan Kaledonia Baru
Kerusuhan ini telah memicu aksi pembakaran kendaraan dan bangunan umum oleh para pengunjuk rasa. Akibatnya, sekitar 3.200 wisatawan dan pelancong terdampar karena penutupan bandara internasional di Noumea.
Pemerintah Prancis pun mengirim pasukan untuk mengamankan situasi di Kaledonia Baru.
Mengenal Kaledonia Baru
Kaledonia Baru adalah sebuah kepulauan yang masuk dalam wilayah Prancis.
Terletak di Oseania, sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik barat daya, wilayah ini ditemukan oleh penjelajah James Cook pada 4 September 1774.
Nama “Kaledonia Baru” diberikan karena Cook teringat tanah kelahirannya, Skotlandia. Kepulauan seluas 18.575 kilometer persegi ini diambil alih oleh Prancis pada 24 September 1853 di bawah pemerintahan Napoleon III, yang kemudian membangun Noumea sebagai ibu kota sejak 25 Juni 1854.
Cerita Awal Mula Orang Jawa di Kaledonia Baru
Sejarah kehadiran orang Jawa di Kaledonia Baru dimulai pada 16 Februari 1896, ketika pemerintah Prancis meminta pemerintah kolonial Belanda mendatangkan buruh kontrak dari Pulau Jawa untuk bekerja di sektor perkebunan, peternakan, dan pertambangan nikel.
Melansir dari kemlu.go.id, pada tahun 2024, ada sekitar 4.000 orang keturunan Jawa yang tinggal di Kaledonia Baru.
Mereka masih melestarikan budaya dan bahasa Jawa, meski sebagian juga menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi.
Dalam perayaan 128 tahun kedatangan orang Jawa di Kaledonia Baru, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan bahwa generasi muda Indonesia di kepulauan ini telah menikmati kehidupan yang lebih baik dengan berbagai profesi.
Mereka juga telah membentuk komunitas yang solid dan memberikan kontribusi positif bagi Kaledonia Baru.
Pemerintah Kaledonia Baru mengakui kontribusi orang Jawa dengan membangun monumen untuk mengenang imigran Jawa di delapan kota.
Menjelajahi Kaledonia Baru
Kaledonia Baru menawarkan sejarah yang kaya dan beragam budaya, terutama dengan keberadaan komunitas Jawa yang kuat.
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk mengunjungi dan menjelajahi keindahan serta kekayaan budaya Kaledonia Baru suatu hari nanti?***