Kuliner
Warisan Kuliner Aceh, Halua Leugong, Camilan Tradisional Pidie yang Terlupakan
AchehNetwork.com - Dalam ragam hidangan Khas Aceh, terselip satu makanan khas yang unik namun nyaris terabaikan oleh masyarakat Aceh saat ini.
Makanan tersebut adalah "Halua Leugong."
"Halua Leugong," camilan khas produksi warga penghasil emping melinjo, terbungkus rapi dengan daun pisang kering atau “ôn geureusông.”
Di dalamnya terdapat stik kue berwarna cokelat yang menggoda.
Kue atau kuliner khas ini dahulu disajikan secara khusus saat musim panen padi dan sering dijadikan barang barter dengan padi.
Menurut tokoh setempat, kue tradisional ini hanya membutuhkan empat bahan utama: beras yang telah ditumbuk, tepung, manisan air tebu, dan kelapa kukus.
Sekilas, "Halua Leugong" mungkin tampak mirip dengan snack Fitbar dari Jepang. Namun, dengan tekstur yang gurih dan renyah, kue ini sangat nikmat disantap bersama kopi atau teh.
Meski harganya sangat terjangkau, hanya Rp 1.000 per potong, kue ini tergolong langka. Jika sesekali hadir, kue ini hanya bisa ditemukan di Toko Ikhlasan Garot, Kecamatan Indra Jaya.
Sebagai kuliner yang langka dan nyaris luput dari perhatian banyak masyarakat Aceh, upaya pelestarian sangatlah penting.
"Halua Leugong," kue unik asli masyarakat Pidie, patut mendapat perhatian agar tetap dikenal oleh generasi muda dan tidak terkikis oleh zaman.
Camilan sehat ini dikemas dengan tekstur lembut dan gurih, serta dibungkus dalam daun pisang kering yang higienis dan aman untuk kesehatan.
Pemerintah perlu melakukan terobosan dalam pengembangan kembali kue khas ini sebagai upaya pelestarian kuliner warisan nenek moyang.
Saat ini, nyaris tidak dikenal oleh generasi muda, upaya pelestarian menjadi fokus utama untuk menghidupkan kembali "Halua Leugong" di tengah masyarakat Aceh.***