|
Penampakan Kota Tembagapura/ |
AchehNetwork.com – Mungkin tidak asing lagi bagi kita mendengar nama Tembagapura ketika berbicara tentang daerah di Papua.
Sebuah distrik yang terletak di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Tembagapura telah mencapai usia 50 tahun pada tanggal 3 Maret yang lalu.
Di usianya yang sudah setengah abad, Tembagapura telah menjadi kota yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di Tanah Papua.
Tembagapura: Pusat Tambang Emas Terbesar di Indonesia
Tembagapura dikenal luas karena menjadi rumah bagi Tambang Grasberg, tambang emas terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia.
Tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1988.
Menurut laporan dari S&P Global Market Intelligence pada tahun 2021, Tambang Grasberg memproduksi sekitar 1,37 juta ons emas, menyumbang sekitar 1,2 persen dari total produksi emas di dunia.
Tambang Grasberg menduduki peringkat ketiga dalam hal jumlah produksi emas.
Selain Tambang Grasberg, Tambang Erstberg juga aktif hingga awal tahun 1990-an, semuanya dikelola oleh PT Freeport Indonesia.
Tembagapura juga dikenal sebagai tempat cadangan tembaga terbesar ketiga di dunia.
Tembagapura: Sejarah dan Asal Nama
Tembagapura, awalnya dikenal sebagai MP68 (mile post ke-68), diresmikan pada tahun 3 Maret 1973 oleh Presiden Soeharto.
Pembangunannya dimaksudkan sebagai tempat pemukiman bagi para pekerja tambang di PT Freeport Indonesia.
Awalnya, sumber daya yang dicari oleh Freeport adalah tembaga, sehingga daerah ini dinamakan Tembagapura.
Keunikan Budaya dan Lingkungan di Tembagapura
Tembagapura adalah distrik yang unik, mungkin tidak ada yang serupa di Indonesia.
Sebagian besar wilayahnya dihuni oleh para pekerja tambang di PT Freeport, yang berasal dari berbagai negara.
Budaya multikultur melekat kuat di wilayah ini.
Sebagai aset nasional, Tembagapura dijaga dengan ketat, hanya pekerja tambang yang diizinkan masuk.
Pengunjung harus memberikan proposal terlebih dahulu kepada PTFI.
Meskipun terletak di wilayah terpencil dengan ketinggian 1900 mdpl di kaki Pegunungan Zaagkam di Lembah Mulkini, Tembagapura dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti pusat kesehatan, perbelanjaan, sekolah, dan lainnya.
Cable car atau kereta gantung hadir untuk memudahkan akses di wilayah dengan topografi ekstrem.
Suasana alam yang indah, dengan kabut sering menyelimuti distrik ini yang memiliki suhu antara 3-20 derajat Celsius, bahkan bisa di bawah 0 derajat Celsius pada waktu tertentu, menjadikan Tembagapura dikenal sebagai “Negeri di Atas Awan”.
Dengan segala keunikan dan kontribusinya dalam industri tambang, Tembagapura terus menjadi salah satu pusat ekonomi penting di Papua.
Dalam setengah abad keberadaannya, kota emas ini telah menjadi saksi perkembangan dan kemajuan yang signifikan di wilayah tersebut.(*)