|
Pulau Rondo/ |
AchehNetwork.com – Pulau Rondo, nama yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang.
Namun, jangan biarkan ketidakfamiliarnya menyembunyikan keunikan dan strategisnya.
Terletak di ujung utara Pulau Sumatera, tepatnya di ujung barat Pulau Weh, Pulau Rondo menjadi salah satu dari 12 pulau terluar yang menjadi prioritas Indonesia.
Bahkan, dibilang bahwa letaknya yang strategis menjadikannya lebih penting daripada pulau terluar lainnya, karena berbatasan langsung dengan Kepulauan Nikobar, India, serta menjadi jalur vital bagi pelayaran internasional.
Administratifnya, Pulau Rondo termasuk dalam wilayah Kelurahan Ujung Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Aceh.
Meskipun begitu, akses ke pulau ini tidaklah mudah.
Hanya orang-orang tertentu yang memiliki kesehatan prima dan kemampuan bertahan hidup dalam kondisi terbatas yang mampu mencapainya.
Keunikan Pulau Rondo juga mencakup fakta menarik bahwa pulau ini sebenarnya merupakan titik nol kilometer Indonesia.
Namun, karena akses yang sulit, titik nol kilometer dipindahkan ke Kota Sabang, yang lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Pulau Rondo tidak berpenghuni secara permanen, kecuali oleh petugas penjaga, terdiri dari marinir dan petugas mercusuar.
Jaraknya dari Kota Sabang sekitar 15,6 kilometer, dari Kelurahan Iboih sekitar 9,3 kilometer, dan yang terdekat sekitar 4,8 kilometer dari Kelurahan Ujung Ba’u.
Pulau ini memiliki luas hanya 0,4 kilometer persegi dan dapat dicapai dengan kapal motor dari Kelurahan Ujung Ba’u dalam waktu sekitar 40 menit, sedangkan dari Kota Sabang memakan waktu sekitar 1,75 jam.
Tapi, jangan biarkan ukurannya yang kecil dan kekosongannya membingungkan.
Pulau Rondo juga dikenal sebagai Pulau Mati karena tidak berpenghuni, seringnya dihuni oleh ular piton, dan sulitnya mendapatkan sumber air bersih.
Bagi para pelancong yang tertarik mengunjungi pulau ini, mereka harus mempertimbangkan dengan matang kondisi fisik, daya tahan tubuh, serta kesiapan untuk bertahan dalam kondisi terbatas.
Sumber air bersih hanya datang dari kiriman Pulau Weh, yang digunakan untuk minum dan berwudhu.
Tidak hanya itu, akses menuju Pulau Rondo pun tidak mudah.
Berlayar ke sana berarti harus melewati ombak setinggi tiga meter, karena posisinya yang terluar dan terletak di persimpangan Selat Malaka dan Selat Hindia.
Sebelum mencapai pulau ini, para pelaut harus siap mental untuk menghadapi tantangan yang ada.
Dengan segala misteri dan tantangannya, Pulau Rondo tetap menjadi daya tarik bagi mereka yang mencari petualangan sejati di ujung Indonesia yang penuh misteri.(*)