|
Ilustrasi/ |
AchehNetwork.com – Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Laode Sulaeman, memaparkan rencana pengangkutan gas dari blok Andaman dan Andaman Selatan di Aceh melalui pipa gas dengan memanfaatkan jalur pipa ke Jawa.
Menurut Laode, jalur pipa transmisi gas bumi dari Arun-Belawan yang kemudian melanjutkan ke arah pipa transmisi ke arah Duri, Provinsi Riau (pipa Dusem/Duri-Sei Mangke), dan selanjutnya ke ruas South Sumatera to West Java (SSWJ) I menuju Pulau Jawa.
“Gas dari Blok Andaman II dan Andaman Selatan akan dapat diproduksi dan dibawa melalui pipa transmisi menuju Pulau Jawa.
Tinggal menunggu penyelesaian ruas Duri-Sei Mangke (Dusem),” ungkap Laode seperti dikutip dari ruangenergi.com pada Sabtu, 30 Maret 2024, di Jakarta.
Laode juga menyatakan bahwa untuk pipa transmisi Dusem dengan total jarak sekitar 400 kilometer, pihaknya masih menanti konstruksi selesai yang direncanakan pembangunannya antara tahun 2025 hingga 2027.
“Kita masih menunggu anggaran tidak lagi diblokir dan siap untuk lelang. Karena ini menggunakan dana APBN, maka harus ada lelang seperti lelang Cisem. Nah, lelangnya, insya Allah akan dilakukan akhir tahun 2024 ini,” tambah Laode.
Mengutip portal KESDM, pembangunan transmisi pipa gas bumi merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pemerintah membidik proyek pipa gas bumi Dumai – Sei Mangkei sepanjang 400 KM akan selesai pada tahun 2027.
“Tahun 2024 ini sedang tahap penyiapan,” ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (5/1/2024), di Jakarta.
Arifin menambahkan bahwa penyelesaian proyek pipa gas Dumai – Sei Mangke tersebut merupakan bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, dimana ada potensi gas besar di Laut Andaman.
Sehingga akan bisa dimanfaatkan untuk industri-industri yang membutuhkan gas bumi.
“Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk membuat pabrik pupuk dan juga petrokimia di Lhokseumawe (Aceh) dan area yang sekarang,” ungkapnya.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Arifin juga menekankan bahwa jika proyek pipa gas Dumai – Sei Mangke sudah selesai, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur.
Seiring dengan penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah selesai pada tahun 2023 dan pipa gas bumi Cisem Tahap II yang dijadwalkan rampung tahun 2025.
“Jika infrastruktur gas bumi sudah tersambung, maka masyarakat juga akan menerima manfaat dari hal tersebut, karena bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga di jalur pipa gas bumi, untuk mengurangi ketergantungan LPG,” jelas Arifin.
Diperkirakan akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi subsidi LPG 3 kg sebesar Rp630 miliar per tahun, serta menghemat devisa impor LPG sebesar Rp1,08 triliun per tahun.(*)