|
Ilustrasi/kompas money |
AchehNetwork.com – Aceh, yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera, akan segera menyambut salah satu proyek infrastruktur terbesarnya: Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli.
Ruas tol ini tidak hanya menjadi bagian penting dari Jalan Tol Trans Sumatera, tetapi juga diharapkan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi Aceh dan sekitarnya.
Dengan panjang mencapai 157 kilometer, Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli akan menghubungkan Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireun, dan Kota Lhokseumawe.
Diperkirakan akan terdiri dari tiga Simpang Susun penting: SS Meureudu, SS Bireun, dan SS Lhokseumawe.
Ini akan memangkas waktu perjalanan dari sekitar 3 jam 30 menit menjadi hanya sekitar 1 jam 45 menit, menghadirkan kemudahan dan efisiensi yang besar bagi para pengguna jalan.
Proyek ini menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu di Aceh, terutama karena dampaknya yang luas.
Selain menghubungkan wilayah-wilayah yang terpencil, Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli juga akan menjadi pintu gerbang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Dengan biaya proyek mencapai Rp. 20,355 triliun, diproyeksikan bahwa 70% akan berasal dari ekuitas, sementara 30% sisanya akan didanai melalui pinjaman.
Keputusan untuk menyertakan pembangunan Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli dalam tahap III pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera disambut baik oleh masyarakat Aceh.
Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil seperti Aceh.
Selain itu, keputusan ini juga didasarkan pada hasil evaluasi dari berbagai pihak terkait, termasuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Keuangan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan secara transparan dan efisien.
Pembangunan Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli juga menandai perubahan signifikan dalam regulasi terkait pembangunan infrastruktur di Sumatera.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2024, Presiden Joko Widodo menegaskan kembali komitmennya terhadap percepatan pembangunan jalan tol di wilayah tersebut.
Bagi Aceh, pembangunan jalan tol ini tidak hanya sekadar proyek konstruksi.
Ini adalah tonggak sejarah yang akan membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, meningkatkan konektivitas regional, dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Diharapkan bahwa dengan adanya infrastruktur ini, Aceh akan semakin menjadi pusat pertumbuhan di kawasan tersebut, baik dari segi ekonomi, perdagangan, industri, wisata, maupun sektor lainnya.
Selain itu, proyek ini juga menunjukkan bahwa pemerintah pusat memahami pentingnya pembangunan infrastruktur bagi daerah-daerah terpencil seperti Aceh.
Dengan memberikan prioritas pada proyek-proyek ini, pemerintah berusaha untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah di Indonesia.
Sebagai bagian dari Jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Jalan Tol Lhokseumawe-Sigli diharapkan akan menjadi salah satu motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di Aceh.
Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan partisipasi aktif dari semua pihak terkait, proyek ini diharapkan akan menjadi tonggak sejarah bagi pembangunan Aceh menuju masa depan yang lebih cerah.(*)