|
Ilustrasi/pixabay |
AchehNetwork.com – Aceh, sebuah provinsi yang terletak di pesisir barat Sumatera, memiliki sejarah yang kaya dan kekayaan alam yang luar biasa.
Salah satu kekayaan alamnya yang menakjubkan adalah harta karun emas yang tersebar di berbagai wilayah.
Provinsi Aceh tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan warisan budaya Islam yang kental.
Sejak zaman dahulu, Aceh telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang strategis di Asia Tenggara.
Sejarah Islam di Indonesia pun dimulai dari Aceh, yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah ini serta di sekitar Asia Tenggara.
Kesultanan Samudera Pasai, yang berdiri pada awal abad ke-13, menjadi salah satu pusat Islam terkemuka di kawasan Selat Malaka, menjadikan Aceh pusat kekuatan, kekayaan, dan keagamaan pada zamannya.
Tidak hanya sebagai pusat sejarah dan keagamaan, Aceh juga memiliki beragam destinasi wisata yang menakjubkan bagi para pengunjung.
Namun, satu hal yang mungkin tidak diketahui banyak orang adalah keberadaan harta karun emas yang fantastis di Aceh.
Tambang emas di Aceh bukanlah hal baru. Bahkan, emas telah menjadi salah satu komoditas utama perdagangan kerajaan-kerajaan di Aceh.
Pada masa lalu, teknik penambangan emas dilakukan dengan cara menambang di sepanjang aliran sungai.
Keahlian ini berkembang pesat di Aceh setelah mereka memperoleh pengetahuan dari perdagangan lintas budaya antara Timur dan Barat.
Bangsa Persia, Yunani, Arab, Tionghoa, dan Pegu semuanya memiliki kontribusi dalam perdagangan emas dan pengetahuan pertambangan.
Lokasi tambang emas tersebar di beberapa wilayah di Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Meulaboh.
Meskipun sekarang banyak tambang ilegal yang merajalela, pada masa lalu tambang emas diusahakan langsung oleh kesultanan.
Salah satu lokasi terkenal dari masa silam adalah Alue Meuh (Alur Emas), yang kini dikenal sebagai Paya Meuligoe.
Di sekitar istana Raja Peureulak, juga banyak ditemukan telaga minyak tanah yang menjadi sumber daya penting pada masa itu.
Sejarah tambang emas di Aceh juga mencatat keberadaannya di Pase setelah didirikannya Kerajaan Pasai.
Tambang emas di hulu Sungai Pasai, di atas Kampung Perak, dikerjakan oleh sarjana dari Persia.
Bukti otentik terkait tambang emas ini bisa dilihat dari mata uang yang digunakan oleh Kerajaan Pasai, yang terbuat dari emas.
Keberadaan emas tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Aceh pada masa lalu, tetapi juga menjadi salah satu komoditas perdagangan yang sangat penting.
Bahkan, VOC pun tertarik untuk terlibat dalam perdagangan emas Aceh, meskipun upaya monopoli mereka ditolak oleh Sultanah.
Namun, selama periode peperangan dengan Belanda, penambangan emas terpaksa dihentikan.
Meskipun demikian, sejarah tambang emas di Aceh tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warisan dan kekayaan alam provinsi ini.(*)/