|
Ilustrasi Lukisan Raden Wijaya/ist |
AchehNetwork.com – Raden Wijaya, Raja Majapahit, menghadapi tantangan besar pasca peristiwa Bubat yang merenggangkan hubungan antara dirinya dan Gajah Mada, orang nomor dua di Kerajaan Majapahit.
Ketergantungan Raden Wijaya pada Gajah Mada perlahan-lahan mulai dihilangkan, dan ia mulai mengambil kebijakan sendiri.
Salah satu langkah yang diambil Raden Wijaya adalah mengundang bangsawan dan pemimpin kabupaten ke ibu kota untuk sebuah pertemuan nasional setiap bulan Maret.
Dalam pertemuan tersebut, raja menekankan pentingnya memperhatikan wilayah pedesaan dan tugas mulia para petani sebagai kelas utama yang harus dijunjung tinggi.
Tindakan ini menunjukkan perubahan dalam hubungan antara raja dan rakyatnya.
Raden Wijaya memilih untuk lebih mendekatkan dirinya dengan rakyat, suatu gaya kepemimpinan yang jarang ditemui pada raja-raja masa itu.
Bahkan, dalam sejarah Jawa Timur, hanya Hayam Wuruk yang memiliki gaya interaksi yang serupa dengan rakyatnya.
Kunjungan Hayam Wuruk ke desa-desa yang digambarkan dalam Kitab Negarakretagama menjadi bukti nyata dari kedekatannya dengan rakyat.
Rakyat menyambut kedatangan sang raja dengan meriah, menunjukkan penghargaan dan hormat mereka padanya.
Hal ini menandai perubahan dari tradisi lama yang mengatur interaksi antara raja dan rakyat.
Larik-larik dalam kitab tersebut mencerminkan suasana yang lebih santai dan riang, menggambarkan kekuasaan raja dengan cara yang baru, yang sebelumnya tidak pernah dikenal di Jawa.
Prapanca, pengarang kitab tersebut, dengan rinci menjabarkan aktivitas dan kunjungan sang raja ke desa-desa, serta upacara dan jamuan yang diselenggarakan untuk menyambutnya.
Hal ini menunjukkan perubahan dalam pemahaman dan praktik kekuasaan di Majapahit, di mana sang raja tidak lagi dianggap sebagai sosok yang terpisah dari rakyatnya, tetapi sebagai pemimpin yang mendekat dan peduli terhadap kehidupan mereka.
Keseluruhan, langkah-langkah ini membawa manfaat bagi Majapahit, menunjukkan kepedulian raja terhadap kesejahteraan dan kemakmuran kerajaan serta rakyatnya.
Prapanca mengakhiri catatannya dengan pujian yang tinggi terhadap raja, mengakui manfaat yang telah diberikan oleh Hayam Wuruk bagi Majapahit.(*)