|
H. sudirman (Haji Uma)/Foto via RRI.co.id |
AchehNetwork.com – Nama H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Aceh, kembali menjadi sasaran penipuan dalam skema baru yang mengejutkan.
Setelah sebelumnya digunakan untuk memuluskan aksi penipuan yang merugikan masyarakat Aceh pasca Pemilu 2024, kini nama beliau dicatut kembali dengan modus yang berbeda.
Jika sebelumnya modusnya adalah transfer uang insentif kepada saksi atau hadiah untuk masyarakat yang memilihnya pada Pemilu 2024, kini modusnya bergeser.
Kali ini, nama Haji Uma digunakan dalam konteks biaya pemulangan warga Aceh yang sakit di Malaysia.
Keberadaan penipuan ini terungkap saat Haji Uma secara pribadi diberitahu oleh Bang Ricki, Ketua Persatuan Perantau Aceh Malaysia (PPAM).
Ricki mengirimkan rekaman aduan dan tangkapan layar (screenshot) nomor WhatsApp dari pelaku yang menggunakan nomor Malaysia.
Dalam tangkapan layar tersebut terlihat foto Haji Uma, tiket pesawat palsu, serta gambar dua rekening Bank BRI atas nama Muhammad Husein dan Muhammad Ikhsan.
Bahkan, per hari ini (28/3/2024), seorang warga Idi Cut, Kabupaten Aceh Timur mengungkap bahwa dirinya menjadi korban penipuan setelah mentransfer sejumlah uang untuk pembebasan dan pemulangan anggota keluarganya dari Malaysia.
Uang tersebut dikirim kepada seseorang yang mengaku sebagai tim dari Haji Uma.
Penelusuran menunjukkan bahwa nomor rekening yang digunakan oleh pelaku sama dengan kasus penipuan sebelumnya, yaitu Bank BRI atas nama Muhammad Ikhsan.
Menanggapi hal tersebut, Haji Uma mengeluarkan pernyataan melalui rilis media pada Kamis (28/3/2024), menyampaikan bahwa tindakan penipuan yang mencatut namanya telah terjadi berkali-kali oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Saya ingin menyampaikan kepada semua warga Aceh dimanapun berada, agar berhati-hati terhadap upaya penipuan dengan modus bantuan pemulangan warga Aceh dari Malaysia yang menggunakan nama saya atau tim Haji Uma dan meminta sejumlah uang. Ini adalah tindakan penipuan murni, sama sekali tidak ada kaitannya dengan saya atau tim Haji Uma,” ujar Haji Uma.
Beliau menambahkan bahwa dalam setiap proses bantuan pemulangan warga Aceh dari Malaysia atau bantuan lainnya yang diberikan olehnya, selalu didasari dengan surat resmi dari kepala desa.
Baru kemudian, instruksi diberikan kepada tim untuk melakukan tindakan bantuan.
“Untuk menghindari terjadinya korban lain dari aksi penipuan ini, saya menghimbau agar masyarakat lebih waspada dan hati-hati, serta tidak terpancing oleh modus pelaku.
Penting untuk memahami mekanisme bantuan yang saya berikan dan selalu memverifikasi informasi dengan benar terhadap siapa pun yang mengklaim sebagai tim Haji Uma,” tutup Haji Uma.(*)
Sumber: Serambinews.com