|
Canang Kayu Khas Singkil/Foto: Ig mediacenteraceh |
AchehNetwork.com – Canang kayu, alat musik yang memukau dari Aceh Singkil, menggambarkan pesona tradisi yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Awalnya digunakan sebagai hiburan bagi para petani, kini menjadi simbol keindahan dalam pertunjukan tari tradisional di berbagai acara adat dan perayaan.
Tidaklah mengherankan bahwa pada tahun 2016, kehadiran canang kayu diakui sebagai salah satu Warisan Tak Benda, sebuah penghormatan terhadap warisan budaya yang kaya dan berharga.
Secara tradisional, canang kayu dipukul menggunakan kayu, menciptakan harmoni yang memikat telinga pendengarnya.
Tubuh canang kayu berdansa seiring dengan irama lagu-lagu dan syair-syair kuno, menyajikan potret hidup dari warisan budaya yang tak ternilai.
Namun, evolusi tak terhindarkan. Di era modern ini, canang kayu tidak lagi terpaku pada bahan kayu semata.
Dengan semangat kreativitas yang menyala, beberapa seniman telah mengubah materi kayu tradisional menjadi tembaga, menambah dimensi baru pada kekayaan suara canang kayu.
Sahibuddin, salah satu seniman yang mencurahkan dedikasi dalam melestarikan canang kayu, mengungkapkan perbedaan suara yang dihasilkan oleh kayu dan tembaga, menggambarkan perjalanan perubahan yang menarik dari tradisi ke modernitas.
Meskipun canang kayu telah menemukan pasangan baru dalam bentuk alat musik modern, keaslian dan keanggunan tradisinya tidak pernah luntur.
Generasi muda diajak untuk belajar dan menghargai keberadaannya, sehingga warisan budaya ini dapat terus bersinar dan memperkaya dunia seni musik tradisional.
Dalam keseimbangan antara tradisi dan inovasi, canang kayu tetap mempesona, mengajak kita untuk merenung atas keindahan yang tak lekang oleh waktu.
Sebagai bagian dari warisan budaya yang dihormati, canang kayu menyuarakan nyanyian masa lalu sambil merangkul peluang masa depan.(*)