Ilustrasi/Foto: sunrise.maplogs.com |
AchehNetwork.com – Seiring dengan datangnya bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia memulai ibadah puasa, sebuah tradisi yang dipraktikkan dengan penuh kehormatan dan spiritualitas.
Namun, terdapat perbedaan yang menarik dalam durasi puasa di berbagai kota, yang memberikan pengalaman unik bagi umat Islam di seluruh dunia.
Menurut data yang dikumpulkan oleh The Islamic Finder dan dilaporkan oleh Al Jazeera, durasi puasa beragam tergantung pada lokasi geografisnya.
Wilayah di belahan bumi utara umumnya mengalami durasi puasa yang lebih pendek pada tahun ini, yang diproyeksikan akan terus berkurang hingga tahun 2031 mendatang.
Sementara itu, wilayah di selatan khatulistiwa mengalami sedikit peningkatan durasi puasa pada tahun 2024.
Dalam Ramadan tahun ini, Christchurch di Selandia Baru menjadi kota dengan durasi puasa tersingkat di dunia, yakni hanya 12 jam 42 menit.
Durasi ini hanya berbeda satu menit dengan Puerto Montt di Chile yang mencatat 12 jam 43 menit. Disusul oleh Canberra di Australia dengan durasi puasa selama 12 jam 46 menit.
Namun, di sisi yang berlawanan dari spektrum, Nuuk di Greenland memegang predikat sebagai negara dengan durasi puasa terpanjang, mencapai 17 jam 52 menit dalam sehari.
Berikut adalah 10 kota dengan durasi puasa tersingkat di dunia pada Ramadan 2024:
1. Christchurch (Selandia Baru): 12 jam 42 menit
2. Puerto Montt (Chile): 12 jam 43 menit
3. Canberra (Australia): 12 jam 46 menit
4. Montevideo (Uruguay): 12 jam 47 menit
5. Buenos Aires (Argentina): 12 jam 47 menit
6. Johannesburg (Afrika Selatan): 12 jam 52 menit
7. Ciudad del Este (Paraguay): 12 jam 55 menit
8. Brasilia (Brasil): 13 jam
9. Harare (Zimbabwe): 13 jam
10. Luanda (Angola): 13 jam 6 menit
Sementara itu, Jakarta, Indonesia, menempati urutan ke-11 sebagai kota dengan durasi puasa terpendek di dunia, yaitu 13 jam 10 menit.
Durasinya persis sebanding dengan Luanda (Angola), Harare (Zimbabwe), dan Brasilia (Brasil) yang juga berpuasa sekitar 13 jam sehari.
Perbedaan durasi puasa ini mencerminkan keragaman geografis dan astronomis di seluruh dunia, memberikan warna yang kaya dalam pengalaman Ramadan bagi umat Islam dari berbagai belahan bumi.(*)