10 Alat Musik Tradisional dari Aceh yang Masih Dilestarikan - Acheh Network

10 Alat Musik Tradisional dari Aceh yang Masih Dilestarikan

Kamis, 28 Maret 2024 - 17:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Geundrang Aceh/Foto: Seni Budaya Nusantara

Geundrang Aceh/Foto: Seni Budaya Nusantara

AchehNetwork.com – Di tengah deru ombak Samudera Hindia, Aceh menampilkan keindahan alam serta keberagaman seni yang memukau.

Salah satunya terlihat melalui alat musik tradisional Aceh yang unik dan sarat makna.

Seni musiknya telah mengakar sejak zaman dahulu, dan beberapa di antaranya masih lestari hingga kini.

Berikut adalah sejumlah alat musik tradisional khas Aceh yang memikat:

 

1. Rapai

Rapai, alat musik tradisional Aceh, terbuat dari kayu dan kulit binatang.

Memiliki ciri khas warna hitam dan kuning muda, Rapai menghasilkan suara khas yang memukau.

Berperan sebagai instrumen perkusi dalam seni tradisional Aceh, terdapat beragam jenis Rapai seperti Rapai Pase, Rapai Daboih, Rapai Geurempheng, Rapai Pulot, dan Rapai Anak, masing-masing dengan karakter suara yang unik.

 

2. Tambo

Tambo, terbuat dari kayu dan membran, umumnya digunakan dalam upacara adat dan seni tradisional Aceh.

Meskipun hampir punah akibat kemajuan teknologi, keberadaannya memiliki nilai sejarah yang mendalam sebagai alat komunikasi dan pengiring dalam berbagai ritual.

Baca Juga :  8 Fakta Menarik Tentang Pulau Weh: Surga Tersembunyi di Ujung Barat Indonesia

 

3. Seurune Kalee

Seurune Kalee, seruling tradisional Aceh, memegang peran penting dalam musik tradisional Aceh.

Dibuat dari kayu, kuningan, dan tembaga, instrumen ini telah memperkaya berbagai pertunjukan seni tradisional di Aceh sejak zaman kerajaan.

 

4. Celempong

Celempong, alat musik tradisional dari Kabupaten Tamiang, terbuat dari potongan-potongan kayu yang disusun dengan cara khusus.

Dimainkan dengan meletakkannya di antara kedua kaki pemain, Celempong memberikan nuansa tersendiri dalam pengiring tarian Inai.

 

5. Bangsi Alas

Bangsi Alas, alat musik tiup dari Suku Alas di Aceh Tenggara, terbuat dari bambu.

Tradisi pembuatannya terkait dengan peristiwa kematian dan memiliki makna simbolis yang dalam, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Aceh.

 

6. Geundrang

Geundrang atau gendang, instrumen musik pukul yang dimainkan bersamaan dengan Seurune Kalee, mencerminkan kekayaan budaya etnik Aceh.

Suara khas yang dihasilkan menciptakan ritme yang memukau dalam musik tradisional Aceh.

 

7. Taktok Trieng

Taktok Trieng, alat musik pukul tradisional dari Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, terbuat dari bambu dan sering digunakan dalam upacara keagamaan serta sebagai alat komunikasi tradisional di masyarakat.

Baca Juga :  Hikayat Malém Diwa di Piadah

 

8. Canang

Canang, alat musik pengiring dalam pertunjukan tarian tradisional Aceh, terbuat dari kuningan dan memiliki desain yang khas.

Suaranya memberikan ritme yang mendukung keseluruhan pertunjukan seni tradisional Aceh.

 

9. Bereguh

Bereguh, alat musik tiup dari tanduk kerbau, memiliki bentuk yang unik dan memiliki fungsi ganda sebagai alat musik dan alat komunikasi tradisional di masyarakat Aceh.

 

10. Arbab

Arbab, hampir punah namun terkenal di masa lalu, adalah seni musik tradisional dari daerah Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Barat.

Biasanya menggunakan berbagai instrumen tradisional lainnya, Arbab telah menjadi bagian dari sejarah seni musik Aceh yang kaya.

 

Aceh tidak hanya mempesona dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan keberagaman seni musik tradisional yang memukau, menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan.(*)

Editor : ADM Acheh Network

Artikel Terkait

Mengenal Libya: Dari Kekuasaan Gaddafi Hingga ke Kekacauan Pasca Perang
Sejarah Jatuhnya Monarki Irak: Kisah Tragis King Faisal II dalam Kudeta Irak
Utqiagvik: Kota Tanpa Matahari Selama Berbulan-bulan
Krisis Laki-laki di Rusia: Dampak Perang dan Ketidakseimbangan Gender
Transformasi Korea Selatan: Dari Negara Miskin hingga Macan Asia
Inilah La Jument, Mercusuar Paling Berbahaya di Dunia, Berani Mencoba Tantangan Ini?
Keunikan 5 Negara Tanpa Sungai: Fakta Menarik dan Cara Bertahan di Tengah Keterbatasan Alam
Misteri Suku Wajak: Jejak Fosil dan Teori Hilangnya Salah Satu Manusia Purba di Nusantara

Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Sabtu, 23 November 2024 - 09:18 WIB

Mengenal Libya: Dari Kekuasaan Gaddafi Hingga ke Kekacauan Pasca Perang

Jumat, 22 November 2024 - 22:26 WIB

Sejarah Jatuhnya Monarki Irak: Kisah Tragis King Faisal II dalam Kudeta Irak

Jumat, 22 November 2024 - 18:18 WIB

Utqiagvik: Kota Tanpa Matahari Selama Berbulan-bulan

Jumat, 22 November 2024 - 16:14 WIB

Krisis Laki-laki di Rusia: Dampak Perang dan Ketidakseimbangan Gender

Jumat, 22 November 2024 - 14:39 WIB

Transformasi Korea Selatan: Dari Negara Miskin hingga Macan Asia

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:22 WIB

Inilah La Jument, Mercusuar Paling Berbahaya di Dunia, Berani Mencoba Tantangan Ini?

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 12:05 WIB

Keunikan 5 Negara Tanpa Sungai: Fakta Menarik dan Cara Bertahan di Tengah Keterbatasan Alam

Rabu, 23 Oktober 2024 - 11:05 WIB

Misteri Suku Wajak: Jejak Fosil dan Teori Hilangnya Salah Satu Manusia Purba di Nusantara

Berita Terkini

Kota terindah di Indonesia/

Wisata

10 Kota Terindah di Indonesia yang Jadi Impian Wisatawan

Sabtu, 23 Nov 2024 - 10:18 WIB