|
Warga Gaza berjalan di antara reruntuhan bangunan akibat gempuran Israel/Foto: Human Rights Watch |
AchehNetwork.com – Pada hari Rabu, PBB mengumumkan bahwa genosida Israel di Gaza telah menyebabkan hancurnya hampir separuh infrastruktur wilayah tersebut, memaksa jalur tersebut tidak dapat dihuni dan membutuhkan miliaran dolar untuk pembangunan kembali.
Menurut Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), pada akhir November lalu, setidaknya 37.379 bangunan di Gaza telah rata dengan tanah akibat serangan Israel.
Namun, laporan terbaru UNCTAD menyatakan bahwa jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali lipat, mencapai 50% dari kompleks Gaza yang sebelumnya utuh.
Rekaman satelit menggambarkan kondisi Jalur Gaza yang mengerikan, dengan hampir separuh infrastruktur wilayah tersebut hancur total.
Rami Alazzeh, ekonom UNCTAD, menyatakan bahwa semakin lama operasi militer Israel berlangsung, semakin parah dampaknya, dan Gaza tidak dapat ditinggali.
Dampak ekonomi Gaza telah terasa sejak 17 tahun blokade yang diberlakukan oleh Israel.
UNCTAD mencatat penurunan ekonomi sebesar 4,5% selama tiga kuartal pertama tahun 2023, yang mengarah pada genosida.
PDB Gaza juga mengalami penghematan sebesar 24% sejak Oktober, dan PDB per kapita mengalami penurunan 26,1% dalam empat bulan terakhir.
Tingkat pengangguran di Gaza mencapai 80%, meningkat dari 45% sebelum genosida.
Studi ekonomi dalam laporan UNCTAD menunjukkan bahwa membangun kembali Gaza dan memulihkan pertumbuhan memerlukan waktu 70 tahun, membutuhkan sejumlah besar bantuan untuk membuatnya setidaknya dapat dihuni.
UNCTAD mendesak gencatan senjata segera dan mendukung “solusi dua negara.”
Mereka menekankan bahwa situasi ini tidak boleh diabaikan, dan upaya yang efisien diperlukan untuk mengamankan Gaza dan memulihkan ekonominya.
Sementara itu, dampak genosida juga terasa di sisi Israel.
Bank of Israel mengumumkan bahwa perkiraan biaya perang di Gaza setelah Operasi Banjir Al-Aqsa mencapai 198 miliar shekel ($53 miliar).
Investasi mengalami penurunan drastis, sektor ekonomi ambruk, dan 260.000 warga Israel mengajukan tunjangan pengangguran sejak awal perang di Gaza.
Sektor swasta Israel terus memangkas staf karena krisis ekonomi yang dipicu oleh agresi pemerintah di Gaza.(*)