|
Ilustrasi/sumber foto: kabarbasic |
AchehNetwork.com – Banyak orang cenderung menyamakan istilah “atheis” dan “agnostik” karena keduanya terkait dengan ketidakyakinan terhadap keberadaan Tuhan.
Meskipun serupa dalam ketidakyakinan tersebut, sebenarnya terdapat perbedaan signifikan antara kedua konsep ini.
Untuk lebih memahaminya, mari kita telusuri perbedaannya dengan cara yang lebih menarik.
Mungkin sebagian orang lebih familiar dengan istilah “atheis” daripada “agnostik”.
Agnostik adalah mereka yang meragukan keberadaan Tuhan karena menilai bahwa hal tersebut tidak dapat diketahui secara pasti.
Pemikiran agnostik muncul pada abad ke-19, di mana penganutnya meragukan keberadaan Tuhan karena kurangnya bukti yang dapat menjelaskan atau membantah keberadaan-Nya.
Di sisi lain, atheis adalah individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ateisme adalah paham atau filosofi yang meyakini bahwa Tuhan atau Dewa tidak memiliki keberadaan.
Asal-usul istilah ini berasal dari bahasa Yunani “átheos,” yang merujuk kepada orang-orang yang keyakinannya bertentangan dengan agama yang berlaku di lingkungan mereka.
Agnostik, pada dasarnya, meragukan kemampuan manusia untuk mengetahui secara pasti keberadaan atau ketiadaan Tuhan.
Mereka meyakini bahwa hal tersebut tidak dapat dipastikan dengan tegas.
Sebaliknya, atheis menolak keyakinan akan adanya Tuhan.
Mereka menolak konsep theisme dan klaim tentang keberadaan Tuhan, seringkali bersikap skeptis terhadap agama dan fenomena paranormal.
Skeptisisme ini muncul karena kurangnya bukti empiris yang dapat menjelaskan berbagai fenomena tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, pilihan antara agnostik dan atheis dapat bervariasi.
Orang seringkali mengasumsikan bahwa atheis adalah mereka yang tanpa agama atau ireligius, sementara agnostik menolak baik teisme maupun ateisme karena kurangnya bukti yang memadai dari kedua keyakinan tersebut.
Memahami perbedaan antara agnostik dan atheis dapat membantu kita menjadi lebih bijak dan menghargai keragaman pandangan dalam masyarakat.
Dengan menghormati pilihan masing-masing, kita dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang keyakinan dan nilai yang dianut oleh individu-individu ini.(*)