|
Ilustrasi/net |
AchehNetwork.com – Dengan menggelontorkan dana sebesar Rp20 miliar, Aceh bersiap untuk memiliki jembatan terpanjang se provinsi yang akan menjadi jalinan ajaib antara dua pulau eksotis, Pulo Breueh dan Pulo Nasi.
Proyek ambisius ini, yang awalnya dikonsep pada tahun 2021 oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), telah mendapatkan lampu hijau dari DPR RI pada tahun 2022.
Meskipun alokasi anggaran telah disetujui, pembangunan jembatan ini belum sepenuhnya mengibarkan bendera kemenangan.
Hingga akhir tahun 2022, proyek ini masih berada di tahap perencanaan, menciptakan ketegangan dan antusiasme di kalangan warga Aceh yang menantikan kehadiran infrastruktur megah ini.
Rencana pembangunan tersebut, yang kembali diperkuat oleh Anggota DPD RI Aceh, HM Fadhil pada tahun 2023, memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Jembatan ini diharapkan menjadi solusi bagi akses terbatas antara Pulo Breueh dan Pulo Nasi, dua pulau yang terpisah oleh lautan.
Dua pulau ini, dengan segala keunikan ekonomi dan budayanya, ternyata memiliki keterkaitan yang erat.
Menurut acehprov.go.id, Pulo Nasi, yang terdiri dari lima desa, dan Pulo Breueh, yang berada di Ibukota Kecamatan, Lampuyang, memiliki hubungan yang tidak hanya terbatas pada jarak geografis 250 meter, tetapi juga pada interaksi ekonomi dan kultural yang kuat.
Jembatan yang direncanakan sepanjang 430 meter dengan lebar 9 meter akan dibangun di ketinggian 50 meter di atas permukaan laut.
Dengan desain yang mengesankan, proyek ini menggunakan pondasi bore pile dengan 2 abutment dan 2 pilar, menjanjikan kemegahan dan daya tahan.
Meskipun tanggal pasti pembangunan belum diumumkan, warga Aceh dan para penikmat eksotisme alam sudah tidak sabar menanti saat di mana jembatan ini akan menjadi kenyataan.(*)