|
Gambar ilustrasi/pngtree |
AchehNetwork.com – Setiap orang Islam mengimpikan surga sebagai destinasi terakhir, tempat mencari bekal kehidupan kekal di akhirat.
Bagi orang beriman, persaingan untuk meraih surga merupakan suatu keharusan, sebagaimana disampaikan dalam Alquran,
“Bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran: 133).
Terkait perilaku penduduk surga, mereka ternyata tidak hanya menikmati kebahagiaan, tetapi juga memiliki kesibukan dan pekerjaan yang memberikan kepuasan.
Allah SWT dalam surah Yaasiin menggambarkan bahwa penghuni surga bersenang-senang dalam kesibukan, beristirahat di tempat yang teduh, dan menikmati buah-buahan serta apa yang mereka inginkan.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah dengan bahasa apa mereka berbicara?
Apakah bahasa Arab akan menjadi bahasa penduduk surga? Sebuah hadis dari Nabi SAW menyebutkan,
“Aku mencintai Arab karena tiga hal. Karena aku orang Arab, Alquran berbahasa Arab, dan bahasa Arab adalah bahasa surga.”
Meskipun hadis ini dianggap lemah oleh sebagian ulama, beberapa menganggapnya sahih.
Pendapat tentang bahasa penduduk surga bervariasi.
Umar bin Khattab RA pernah menyatakan, “Pelajarilah bahasa Arab karena ia adalah separuh dari agamamu.”
Namun, tingkat kebenaran hadis ini masih diperdebatkan di kalangan ulama.
Ibnu Taimiyah, seorang ulama terkemuka, menyatakan bahwa tidak ada keterangan dari Alquran atau hadis yang menyebutkan bahasa apa yang digunakan penduduk surga.
Beberapa ulama berpendapat bahwa bahasa Arab digunakan di surga, sementara bahasa Persia digunakan oleh penduduk neraka.
Namun, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa semua pendapat ini tidak dapat dijadikan patokan karena tidak bersumber dari sumber yang sahih.
KH Prof Akhsin Sakho menambahkan bahwa meskipun bahasa Arab memiliki peran penting dalam Islam, masuk surga tidak tergantung pada penguasaan bahasa Arab.
Surga merupakan urusan gaib, dan hanya Allah yang mengetahuinya.
Bahasa Arab bisa menjadi media yang membantu seseorang mendekatkan diri kepada surga, tetapi amal saleh tetap menjadi kunci utama.
Dalam konteks literasi umat, gerakan “Literasi Umat” menjadi ikhtiar untuk memudahkan akses masyarakat terhadap informasi sehat.
Memahami informasi yang sehat tidak hanya membentuk masyarakat yang cerdas, tetapi juga masyarakat yang sehat secara spiritual.(*)