|
Ilustrasi melarikan diri/Ist |
Aceh Besar, AchehNetwork.com – Sebanyak 190 etnis Rohingya yang tiba di perairan Aceh Besar sepanjang tahun 2023 telah meninggalkan tempat penampungan mereka.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh mencatat bahwa setidaknya satu orang pengungsi Rohingya meninggal dunia di kamp UPTD Sosial, Aceh Besar, pada Senin (13/2).
“Tahun ini, terdapat empat gelombang kedatangan etnis Rohingya di sekitar Aceh Besar. Gelombang pertama tiba di akhir tahun 2022 di Pantai Ladong, Aceh Besar, dengan jumlah 57 orang yang semuanya merupakan laki-laki,” ungkap Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli, di Mapolresta setempat, Jumat (29/12).
Gelombang kedua mendarat di Pantai Pasi Lhok, Aceh Besar, pada Minggu (8/1) dengan jumlah 184 orang, termasuk 81 laki-laki dan 83 perempuan.
Fahmi menyebutkan bahwa pada gelombang ketiga, pengungsi Rohingya yang tiba di Pantai Lampanah serta dari Aceh Barat Daya dipindahkan ke UPTD Dinsos sebanyak 91 orang.
“Terakhir, pada hari Minggu (10/12), gelombang keempat kembali mendarat di Blang Ulam, Lamreh, dengan jumlah 137 orang. Dari jumlah tersebut, 52 orang merupakan laki-laki dan 65 orang perempuan,” tambahnya.
Pada gelombang keempat, pihak kepolisian telah menetapkan tiga tersangka tindak penyelundupan manusia, sementara tujuh orang masih berada di Polresta Banda Aceh untuk menjadi saksi.
Fahmi juga mengingatkan mengenai potensi pergolakan di masyarakat terkait penolakan terhadap Rohingya agar tidak menimbulkan konflik.
“Saya tekankan juga agar fokusnya tidak hanya pada upaya agar Rohingya tidak berkonflik dengan masyarakat, tetapi juga untuk mencegah anggota kami terlibat dalam konflik dengan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, penolakan terhadap imigran Rohingya terjadi pada gelombang keempat, ketika 137 Rohingya tiba di kawasan Blang Ulam, Lamreh, Aceh Besar, pada Minggu (10/12).
“Saat gelombang keempat ini datang, mereka mengalami penolakan yang keras dari masyarakat,” katanya.(*)