|
Jasad Kim Il-sung (Okezone) |
Education, Acheh Network – Sejarah manusia penuh dengan pemimpin besar yang meninggalkan jejak penting dalam perkembangan negara mereka.
Beberapa negara memutuskan untuk mengabadikan ingatan mereka dengan cara yang unik: mengawetkan jasad mantan pemimpin mereka.
Praktik ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, namun bagi negara-negara yang melakukan hal ini, ini adalah cara untuk memperingati dan menghormati pemimpin mereka yang telah berjasa.
Berikut beberapa negara yang terkenal dengan praktik mengawetkan jasad mantan pemimpinnya:
1. Uni Soviet – Vladimir Lenin
Salah satu contoh paling terkenal adalah Vladimir Lenin, pemimpin Revolusi Bolshevik dan pendiri Uni Soviet.
Setelah Lenin meninggal pada tahun 1924, jasadnya diawetkan dan dipajang dalam sebuah makam kaca di Lapangan Merah, Moskow.
Ribuan orang masih mengunjungi makam Lenin setiap tahunnya untuk mengenangnya.
2. Tiongkok – Mao Zedong
Pemimpin Tiongkok selama puluhan tahun, Mao Zedong, juga mengalami pengawetan jasadnya.
Setelah kematiannya pada tahun 1976, jasadnya diawetkan dan ditempatkan di Mausoleum Mao di Beijing, yang menjadi tujuan wisata populer bagi warga Tiongkok dan turis asing.
3. Kuba – Fidel Castro
Fidel Castro, pemimpin Kuba selama lebih dari lima dekade, juga mengalami pengawetan jasadnya setelah kematiannya pada tahun 2016.
Jasadnya diawetkan dan dipajang di sebuah makam kaca di Santiago de Cuba.
4. Korea Utara – Kim Il-sung dan Kim Jong-il
Kim Il-sung, pendiri Korea Utara, dan putranya Kim Jong-il juga mengalami pengawetan jasad mereka.
Jasad Kim Il-sung dipajang di Kuil Reunifikasi di Pyongyang, sementara Kim Jong-il dipajang di sebuah ruang khusus di dekatnya setelah kematiannya pada tahun 2011.
5. Vietnam – Hồ Chí Minh
Hồ Chí Minh, pemimpin Vietnam Utara selama Perang Vietnam, mengalami pengawetan jasadnya.
Ia dipajang dalam makam di Hanoi yang dikenal sebagai Mausoleum Hồ Chí Minh.
Praktik mengawetkan jasad mantan pemimpin ini telah menimbulkan berbagai pandangan dan perdebatan, tetapi bagi negara-negara yang melakukan hal ini, ini adalah cara mereka untuk memperingati pemimpin mereka yang dianggap berjasa dalam sejarah mereka.
Hal ini juga menjadi tujuan wisata dan tempat ritual penting bagi warga negara tersebut yang ingin mengenang masa lalu mereka.(*)