Sejarah Keureuto: Kisah Perjuangan Teuku Chik Ditunong yang Tak Kenal Kata Kompromi dengan Belanda

Kamis, 13 Juli 2023 - 16:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejarah Keureuto, Keureuto, Aceh, uleebalang, perjuangan, Belanda, Teuku Chik Tunong, Cut Nyak Asiah, pasukan, strategi, pertempuran
Ilustrasi Pejuang Aceh tempo dulu (Foto: Ist)
ACHEHNETWORK.COM – Keureuto, sebuah kenegerian uleebalang yang memiliki posisi istimewa di antara wilayah-wilayah terkemuka dan terkaya di Kerajaan Aceh.

Negeri ini begitu padat penduduknya sehingga dijuluki dengan sebutan “Keujreuën Lalat”.

Sejarah Keureuto pun memiliki tempat yang terhormat dalam lembaran sejarah.

Pada masa pemerintahan Sultan Aceh, Uleebalang Keureuto turut berpartisipasi dalam musyawarah dan pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, melihat potensi yang dimiliki oleh daerah ini, Belanda berusaha untuk menguasainya. 

Setelah Belanda berhasil mengendalikan daerah ini, luasnya wilayah Keureuto pun berkurang dan menjadi bagian dari onderafdeling Lhok Sukon.

Baca Juga :  Daftar 20 Negara yang Sudah Dihapus dari Peta Dunia

Uleebalang pertama yang memerintah Keureuto adalah Teuku Keujreuen Peugamat, dan yang terakhir hingga Indonesia merdeka adalah Teuku Raja Sabi.

Namun, salah satu uleebalang yang sangat terkenal dari daerah ini adalah Cut Nyak Asiah.

Setelah suaminya, Teuku Chik Muhammad Ali, meninggal dunia, Cut Nyak Asiah menggantikannya.

Ia adalah seorang wanita yang tangkas dan bijak dalam berbicara di majelis.

Dalam setiap konsultasi dengan uleebalang cut-nya, ia memimpin pertemuan tersebut tanpa bantuan dari orang lain.

Pernikahan antara Cut Nyak Asiah dan Teuku Chik Muhammad Ali menghasilkan dua orang anak, tetapi keduanya meninggal pada usia dini.

Baca Juga :  Selain Atlantis, Ini Dia 5 Kota Kuno yang Tenggelam

Menurut adat, seorang uleebalang yang meninggal harus digantikan oleh keturunannya.

Oleh karena itu, Cut Nyak Asiah mengambil dua putra dari saudaranya, T. Ben Berghang, yang bernama Teuku Syamsarif dan Teuku Cut Muhammad, sebagai anak-anaknya.

Setelah Cut Nyak Asiah meninggal, Belanda yang telah menduduki Keureuto berusaha menerapkan politik adu domba.

Mereka mengangkat Teuku Syamsarif, yang tidak disukai oleh rakyat dan bersedia bekerja sama dengan Belanda, sebagai uleebalang.

ARTIKEL TERKAIT

Lithuania: Negeri Kecil dengan Sejarah Besar di Eropa Timur
7 Gunung Tertinggi di Indonesia: Petualangan Menantang dengan Pemandangan Spektakuler
10 Gurun Terluas di Dunia: Dari Kutub Antartika hingga Sahara yang Ikonik
Altiplano Gurun Atacama: Tempat Paling Terang di Bumi, Lebih Cerah dari Ekuator!
6 Fakta Menarik tentang Gunung Abong-Abong: Pesona Tersembunyi di Aceh yang Menantang
Inilah Kisah Pendiri BlackBerry: Dari Raja Ponsel Dunia Hingga Kini Hanya Tinggal Kenangan
Makin Modern, Inilah 5 Kota dengan Gedung-Gedung Tertinggi di Sumatera: Infrastruktur Maju dan Ekonomi Berkembang
5 Peradaban Paling Awal dalam Sejarah Umat Manusia yang Membentuk Dunia Seperti yang Kita Kenal