Ilustrasi Wisuda Murid (Foto: radarmukomuko.com) |
LANGSA – Tren wisuda murid di Kota Langsa tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, karena dianggap sebagai pemborosan dan beban bagi para wali murid. Sayid Zahirsyah Almahdaly, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gadjah Puteh, sebelumnya mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan wisuda yang diadakan di sekolah-sekolah di Langsa.
Ia merasa khawatir karena biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap wali murid berkisar antara Rp100 hingga 300 ribu rupiah hanya untuk satu anak.
“Untuk apa biaya wisuda itu? Yang ada hanya membuat para wali murid merasa khawatir,” ujar Sayid Zahirsyah.
Menyikapi hal tersebut, Suhartini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Langsa, mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan wisuda di sekolah-sekolah tersebut.
“Saya tidak tahu mengenai wisuda tersebut, karena yang ada hanyalah acara perpisahan,” kata Suhartini.
Suhartini mengungkapkan bahwa kemungkinan kegiatan wisuda yang dimaksud sebenarnya adalah acara perpisahan yang dirancang sedemikian rupa sehingga terlihat seperti acara wisuda.
Ia mengakui bahwa acara perpisahan memang menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya.
“Acara perpisahan tersebut memang rutin diadakan setiap tahun dengan persetujuan antara sekolah dan wali murid. Sebelum dilaksanakan, sudah ada diskusi terlebih dahulu,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk kegiatan wisuda, Suhartini menjelaskan bahwa dana tersebut tidak digunakan untuk acara perpisahan atau sejenisnya.
“Dalam dana BOS, tidak ada alokasi untuk kegiatan yang bersifat seremonial,” ungkapnya.
Suhartini menegaskan bahwa jika acara perpisahan sudah menimbulkan kekhawatiran yang serius, Dinas Pendidikan akan mengirimkan surat edaran kepada sekolah-sekolah untuk melarang kegiatan tersebut.
“Kami akan mengeluarkan surat edaran terkait acara wisuda ini,” tegasnya.(*)